Tuesday, March 4, 2014

mohon do'a restu

bukan..bukan mau ngebahas masalah kawinan..jadi tadi pagi dijalan dari rumah ke kantor,hiburan gue satu satunya hanyalah radio.dikarenakan lagu lagu di ipod udah dari jaman kuda gigit besi gak pernah di update lagi.alias lagu nya jadul semua.mau download lagu pun mustahil,gue kan pamaleh.sementara jiwa ini selalu haus akan lagu lagu teranyar.jadilah radio menjadi satu satunya hiburan gue yang bisa mengisi kekosongan jiwa yang haus akan lagu lagu terbaru (apa sih!).seperti biasa siaran kaporit gue di pagi hari itu ada dua,yaitu Ronald tike di Jak Fm dan mustang fm dengan siarannya yang gak jelas tapi bagi saya cukup menghibur.gimana caranya ngedengerin dua siaran sekaligus??pertanyaan bodoh macem apa itu?ya gantian dong.kalau di radio ini lagunya lagi gak oke,ganti ke radio lain.kalau radio ini lagi iklan,pencet radio lain.gitu aja kok repot.

balik ke masalah acara radio tadi pagi.jadi tadi ronal tike ini lagi ngebahas masalah restu orang tua.ya seperti biasa,ada banyak banget pendengar yang ikut berpartisipasi pleus sekalian curcol mengenai pengalaman pribadinya mengenai restu orang tua.dan mostly sih curhat masalah restu yang tidak didapat dari orang tua dalam masalah percintaan.ada yang terus berjuang sampai titik darah penghabisan (kawin lari kawin lari deh),ada yang pada akhirnya menyerah dan menyelesaikan kisah percintaannya demi orang tua.

tiba tiba gue pun terkenang kenang pengalaman pribadi yang berurusan dengan restu orang tua.sebenernya papita dan mamita gue ini bukan orang tua yang keras,beliau cukup demokratis.akan tetapi untuk beberapa hal memang tidak bisa diganggu gugat.masalah restu orang tua ini juga beberapa kali gue rasakan mulai restu dalam masalah percintaan,restu masalah kuliah hingga restu masalah pekerjaan.

mulai dari masalah percintaan.mau sedikit curhat.untuk suamiku kalau baca,ini bukan nostalgia loh.hanya berbagi cerita.(asik).jadi intinya itu dulu pas jaman SMA gue pernah pacaran dengan seorang lekong yang adalah adik kelas gue.dari awal mengendus kedekatan anaknya dengan adik kelas ini,bokap nyokap gue udah gak setuju.sekali tidak tetap tidak.tapi dasarnya gue emang bandel ketika itu,gue tetep aja lanjutkan kisah percintaan ini.dan lamanya pun gak kira kira.hampir tujuh tahun.selama itu gue backstreet,mau ketemuan harus bohong bohongan dulu,dan selalu ribut sama nyokap.dulu sih gue pikir seiring dengan berjalannya waktu,nyokap bokap akan berubah.yah macam di film film romantis deh.tapi ternyata tidak sodara sodara.sekali bapakku mengatakan tidak,artinya selamanya tidak.

selama tujuh tahun itu gue berjuang dengan kondisi pacaran tidak normal.tidak pernah mengenalkan si pacar ini ke keluarga (boro boro dikenalin.mungkin ngeliat mukanya aja orang tua ku tak sudi),tidak pernah merasakan malam mingguan (karena tau anaknya ini bandel,bokap nyokap gak pernah ngijinin gue malem mingguan.walaupun itu sama temen cewe sekalipun),tidak pernah merasakan pacaran aman (lah wong lagi makan bareng aja mata harus jelalatan takut keliatan temennya nyokap atau temen bokap).pokoknya capek.capek lahir bathin.tapi ketika itu demi cintaku padamu,aku rela.hingga lama lama gue mulai letih.dan berfikir sampe kapan gue mau menghabiskan waktu begini.toh si pacar inipun keliatannya gak punya cukup nyali untuk ngadep ke orang tua gue.capung aku capung.mau nunggu sampe kapan???masa mau beranak dulu biar direstuin..ihh amit amit *ketok meja 1000 kali.sungguh aku gak sanggup kalau harus tragedi begitu.kawin lari???no way!!gue masih memimpikan dinikahkan oleh bokap gue.gue masih memimpikan acara kawinan yang meriah.gue masih memimpikan kawinan gue dihadiri semua saudara saudara gue.kalau gue nekat sama yang ini,semua mimpi gue hancur.apakah gue siap untuk kehilangan orang tua gue?apaka gue siap dinikahin di KUA aja?apakah gue siap gak ada pesta meriah?apakah gue siap dijauhin saudara saudara gue?dan ternyata jawabannya adalah ENGGAK!!gue gak siap untuk kehilangan semua itu.ibarat bisnis,kok ruginya lebih gede daripada untungnya.mempertahankan orang yang belum tentu bisa membahagiakan gue sampe mati,gue malah kehilangan yang pasti mencintai gue.gue mempertahankan orang yang ngurus diri sendirinya aja belum becus,gimana mau ngurus gue dan anak anak gue nanti??gue udah melihat beberapa temen gue yang menikah tanpa direstui orang tuanya.no offense sih.tapi mereka selalu berkata kepada gue "jangan sampe lo bernasib sama kaya gue".lah mereka yang udah merasakannya aja ngelarang gue jadi begitu.kenapa gue masih nekat melakukan hal itu?karena cinta??kurang besar apalagi cinta yang udah dikasih orang tua gue??maka pada akhirnya setelah hampir tujuh tahun pacaran dibelakang jalan alias backstreet,aku pun menyerah.
*lepaskanlah ikatanmuu dengan akuuu biar kamu tenang.bila berat melupakan akuuuuu.pelan pelan saja

restu orang tua yang kedua adalah masalah sekolah.orang tua gue dari jaman gue kecil selalu memimpikan anak semata wayangnya ini untuk jadi dokter.dokter apapun yang penting dokter.hingga waktu gue SMA pun,gue disuruh masuk jurusan IPA karena gue sebaiknya jadi dokter.ketika SPMB (ujian masuk perguran tinggi),gue tetap disuruh ambil pilihan pertama kedokteran UNAND,pilihan kedua (boleh deh sesuai pilihan gue) manajemen UNAND,dan pilihan ketiga kedokteran gigi USU.padahal sebenernya apakah gue ingin jadi dokter??gue yang ngeliat orang meninggal aja sampe gak tidur dua hari dua malem.gue yang liat darah aja lemes.gue yang ngeliat tulisan "kamar jenazah" aja rasanya mau pipis di celana.gue yang sama bau toilet umum aja udah hoek hoek.gue yang ceroboh dan pelupa.ngana pikir???mungkinkah gue jadi dokter???tapi demi orang tua.misalpun gue ternyata lulus kedokterana,aku rela pipis di celana ketika di ospek disuruh masuk kamar jenazah.dan ternyata tuhan lebih tau yang terbaik.gue lulus di pilihan kedua,yaitu Manajemen.apakah usaha bokap untuk menjadikan gue dokter berhenti sampai disitu??tentu tidak.walaupun gue udah lulus di manajemen.gue tetep disuruh ikut test kelas non reguler demi menjadi dokter.dan ketika itu entah keberanian darimana,gue yang waktu itu sebenernya udah beli formulir tiba tiba gak mau berangkat test pas hari H.bapakku kuciwa.dan merelakan anaknya ini kuliah di manajemen.

setahun jadi mahasiswa manajemen,gue berfikir untuk ikutan test SPMB lagi.gue pengen nyoba keberuntungan di luar pulau.gue pengen masuk Manajemen UI.tekat sudah bulat.gue ikut bimbingan belajar (bimbel) lagi sambil kuliah.demi lulusnya gue di Manajemen UI.tapi setelah minta izin bokap,apakah jawabannya."boleh ikut test  lagi tapi ambilnya kedokteran".keputusan mutlak.tak bisa diganggu gugat.lalu apa reaksi gue?daripada gue bikin malu keluarga dengan pipis di celana ketika masuk kamar jenazah atau pingsan waktu liat darah atau salah ngasih obat ke pasien.demi kemaslahatan bersama,gue lagi lagi menolak permintaan papita itu.baybay manajemen UI.gue bertahan di manajemen UNAND dan berusaha menunjukkan ke bokap,bahwa pilihan manajemen gue ini bukan pilihan yang salah,dengan berhasil menyelesaikan kuliah kurang dari 4 tahun dan menjadi lulusan terbaik ketika itu (sombong dikit boleh dong ya).cita cita gue ketika itu hanya satu,gue mau yang menyerahkan ijazah gue adalah rektor,bukan dekannya.gue pengen nama gue dipanggil ke depan dan disaksikan oleh papita dan mamita.bokap gue juga dosen,tapi di universitas yang berbeda.karena bokap gue kenal dengan sejumlah dosen di kampus gue,maka ketika itu bokap gue dapet undangan VIP yang artinya duduk dibangku barisan depan.maka ketika gladi resik,gue bahkan sampai bela belain menghadap dekan.kenapa?jadi ceritanya begini.ketika hari gladi resik itu,gue masih ada satu nilai yang belum masuk.saking gue pengen banget dapet nilai bagus ketika itu,nilai B pun gue ulang loh.sombong ya??nah nilai yang dipakai ketika itu adalah nilai gue yang lama.karena nilai gue yang baru belum masuk.padahal gue tau nilai gue yang baru keluar itu adalah A (ehem.sombong lagi!).karena nilainya masih yang lama,bukan gue yang lulusan terbaik.tapi temen gue.gue yakin dengan nilai yang baru itu,IPK gue lebih tinggi dari temen gue yang lulusan terbaik ini.akhirnya gue bela belain dateng ke ruangan Dekan,demi mendapatkan keadilan karena gue lebih pantes menjadi lulusan terbaik.demi apa?demi melihat kebahagiaan dimata orang tua gue.hanya itu.tapi ketika itu sang dekan hanya berkata,iya nanti kita coba hitung ulang ya.lututku lemes,jantung rasanya mau copot.padahal besok sudah hari wisudanya.ya sudahlah aku pasrah.tapi ternyata ketika pengumuman wisuda itu,gue mendengar "lulusan terbaik fakultas ekonomi kelas internasional Engla Sulistia".hal pertama yang gue lakukan adalah melirik bokap di kursi depan.dan beliau berdiri sambil menepukkan tangannya,mamita mengusap airmata.tak ada kebahagiaan yang lebih indah dari itu.gue berhasil membuktikan bahwa pilihan gue gak salah.kalau gue tetep  ikut pilihan bokap jadi Dokter,mungkin gue akan berujung jadi mahasiswa DO karena selalu gak dateng saban kunjungan ke kamar jenazah.

restu ketiga adalah restu yang sampai saat ini masih belum gue dapatkan yaitu masalah pekerjaan.sejujurnya gue masih memiliki mimpi lain.tapi mimpi itu masih belum direstui oleh orang tua gue.mereka lebih prefer gue bekerja disini.bisa bekerja sambil mengurus keluarga.karena pekerjaan disini memang tidak terlalu sibuk.tapi ya itu tadi.gue masih memiliki mimpi lain.mimpi yang masih ingin gue kejar.terakhir gue bicara ke bokap,beliau masih belum setuju.sebenernya gue memang sudah bisa membuat keputusan sendiri.toh gue udah dewasa dan bahkan sudah bekeluarga.suamipun mendukung keputusan gue.tapi gue masih belum tega mengecewakan orang tua.gue merasa dulu terlalu sering membuat mereka sedih.dan gue terlalu takut untuk menambah kesedihan mereka.tapi apakah gue akan mengorbankan mimpi gue?auk dah.semoga aja nanti tuhan memberi jalan ke gue.gue bisa meraih mimpi gue tanpa mengecewakan orang tua gue,bahkan bisa membuat mereka bangga.seperti kebanggaan mereka ketika melihat gue jadi lulusan terbaik.

berkaca dari orang tua gue dan sekarang gue pun sudah menjadi orang tua,gue pun bertanya ke diri sendiri.nanti gue menjadi orang tua yang seperti apa ya??mungkin kalau urusan cita cita,gue gak akan melarang anak (-anak) gue kelak mau jadi apa.silahkan menjadi apapun yang dia mau.untuk pekerjaan pun sepertinya gue akan membebaskan.tapi mungkin untuk masalah percintaan,gue akan melakukan hal yang sama seperti orang tua gue.gue pastinya ingin anak gue menghabiskan sisa hidupnya dengan orang yang pantas.pastilah gue harus mempertimbangkan bibit bebet dan bobotnya.tapi gue mungkin akan memberi sedikit kebebasan,malem mingguan bolehlah,pulang malem sekali sekali gak masalah.gak kaya gue dulu,magrib belum pulang,henpon udah krang kring nanyain dimana.tapi gak tau juga deh ah.ngeliat pergaulan anak muda jaman sekarang.hatiku kok ya gremet gremet gak karuan.alih alih ngasih kebebasan ke anak,saking parnonya nanti gue malah ngintilin si anak kemana mana.iya kamu boleh malem mingguan,tapi diem diem gue ngikutin dari mobil belakang terus kalau si anak pacaran,gue pun nyamar biar gak ketauan kalau lagi ngintil.ah cemana ini...


No comments:

Post a Comment